Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Senin, 24 Desember 2012

sempurna belum tentu baik

Share

Hei heiiiiiiiiii, bapak-bapak, ibu-ibu, yuk masak yuuuuukkkkkk *salah fokus*

Again, aku ga tepat janji sama diri sendiri. Sekedar cerita, beberapa waktu yang lalu aku udah berkata dalam hati “aku bakal rajin nulis di blog walaupun tulisannya ga penting-penting banget, setidaknya produktif lah”, ternyata itu hanya omong kosong belaka teman-teman. Lihatlah blog yang malang ini, ckckckck, sampe temen SMA yang *ehem* yang baru jadi bloger udah nyinyirin aja “itu blog kamu apaann yu, postingan terakhir yang tiup-tiup debu itu doang” *ngerasa ketabok*. Ini siapa yang salah, gue? Mak gue? Anak sepupu dari tetangga gue *oke salah fokus lagi*

Well, aku mau klarifikasi deh kenapa blog ini (terlihat) tidak saya perdulikan sama sekali. Sebenernya tuh yaaaaa, aku udah punya seabrek ide tulisan yang mungkin bisa dibilang berkualitas, tapi lagi-lagi, ada satu sifat di diri aku yang bisa dikategorikan baik atau pun buruk, macem zat kimia ya, amfoter, bisa jadi sifatnya asam, bisa juga sifatnya berubah jadi basa. And do you know apakah sifat itu? Yap! Perfeksionis.

Aku orangnya cenderung perfeksionis dan lebih banyak teori ketimbang praktek, aku akuin itu. Kadang, sikap perfeksionis itu ngebawa aku ke kondisi yang bagus, misal aku ngelakuin sesuatu jadi total banget. Tapi kadang hal yang aku lakuin itu yang jadinya perfek itu bukan hal yang penting, tapi cenderung ke hal yang remeh-temeh, contoh : dandan, pilihan baju dan padu padannya dengan stuff lain yang nempel di badan, dan lain sebagainya.

Tapiiiii, di sisi lain, sikap perfeksionis ini cenderung menyeret aku ke lambah ketidak produktifan. Aku selalu memikiirkan step-step apa yang musti aku lakuin, hal apa aja yang harus aku gunain dalam melakukan hal itu, yaaa cenderung ke teori-teori doang. Contoh simpelnya gini, aku mau gak mau, suka gak suka harus ngumpulin laporan praktikum yang dikumpulkan satu minggu sekali. Dalam hal ini, teori yang aku punya itu ya maunya ngumpulin laporan serapi dan sesempurna mungkin. Jadi, aku itu udah punya bayangan mau dibawa kemana hubungan ini *mulai deh salah fokus lagi* maksudnya mau dibawa kemana laporan ini nantinya. Di otak aku udah terencana blue print laporan, dimana itu udah ada prinsip, metode, tinjauan pustaka, dan segala macam hal yang menyangkut dalam laporan ini termasuk lampiran dan kertas serta pulpen merek apa yang harus aku pake. Tapi itu cuma teori, sebatas teori. Kenyataannya? Nol besar.

Sekarang pertanyaannya, kenapa teori yang seharusnya jika dijalankan akan menghasilkan hal yang bagus malah cuma jadi sekedar teori kosong? Jawabannya simpel, aku malas memulai dan selalu mengulur-ulur waktu. Sehingga, pada akhirnya laporan yang aku buat standar, sekedar bikin dan ngumpul doang. Jauuuhhhh dari ekspektasi.

Dalam hubungannya dengan ketidakproduktifan aku dalam memposting di blog ini adalah aku cenderung gak mau postingin hal yang sembarangan, yang gak read-able, yang gak “briliant” kalo kata aldi. Jadi, ide aku itu udah aku bikin dalam tulisan, tapi selalu gak punya ending yang bagus, ngegantung, tanggung banget. Jadi malu-maluin buat diposting. Dan pada akhirnya berakhir di draft dalam laptop kesayangan ini *padahal laptop minjem* huftt

Kenapa postingan kali ini yang padahal gak briliant-briliant banget aku post juga akhirnya, ya karena aku ngerasa sikap yang sok sempurna itu gak baik. Lebih baik aku paksain nulis terus walupun ga bagus-bagus amat daripada aku gak menghasilkan apa pun. Kalo kata anak-anak gamers sih GG alias Gak Guna.
Sekian postingan yang lebih menjurus ke curhatan dari saya, bye *muah*

2 komentar:

monggo dikomentari :)