Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Senin, 24 Desember 2012

aaaaakkkkkkkk


I wanna ask you some simple question, siapa yang usianya diatas 17tahun? Oke, ada 1juta readers *mimpi* dan siapa yang masih ga diizinin keluar malem? *ngacung sendiri*

Pfft, menyedihkan memang, saya, yang notabenenya adalah seorang mahasiswa, masih gak boleh keluar malem kecuali sama keluarga. Poor me 

Kaya malem ini, seharusnya ya, aku itu lagi happy-happy bareng anak-anak Pramuka SMP N 46, SMP aku dulu. Malem ini itu ya, seharusnya aku ada di bumi perkemahan candika, ya seharusnya, dan itu cuma mimpi. Cuma mimpi!

Sesungguhnya aku ngerasa BEEEETTTTEEEEEEEE banget nget nget! Kenapa ini itu gak boleh? Aku ini udah 18 tahun loh! Keseeeeelllllll!!!! Pengen juga sekali-sekali ikut kemah kaya dulu lagi, kaya zaman masih muda dulu *eeaaa. Toh juga ga tiap hari ikut event beginian ;(

Aku ngerti kekhawatiran bokap, ngertinya pake banget, tapi aku masih gak bisa nerima semua perjodohan ini Ani! Aku tidak bisa *oke, fokus yu, fokus*.

Yang pertama, aku gak punya proteksi dari siapa pun aku dateng atas nama pribadi, bukan sebagai peserta, bukan juga panitia, gak ada regulasi khusus yang bisa mempertanggungjawabkan keselamatan aku. No one. Yang kedua, kondisi keluar malem di mata bokap itu masih tabuuuu banget. But, come on dad! Ini 2012, bentar lagi 2013 malah, masa masih gak boleh ini sih? Bete banget ya Allah. Yang ketiga, cuaca yang terus menerus hujan akhir-akhir ini yang jadi alasan pamungkas buat ga ngebolehin aku pergi. Dan mungkin yang keempat karena aku anak bungsu, ya elah gini hari juga yah ((((((

Sedih. Sedihnya bertubi-tubi. Padahal cuma gara-gara ga diizinin keluar malem. It’s hurt me so, so badly. Pengen ya Allah, pengen banget ke Buper Candika. Pengen banget liat gladi, pengen ikutan kongkow bareng anak-anak pramuka yang lain . malu juga ya Allah, padahal udah bilang mau dateng tapi nyatanya aku gak dateng dengan tidak adanya izin dari my darling daddy syubidubidap cuap cuap syalala ulaalala cetar membahana badai ini . It’s such a damn thing buat remaja sesuisa aku. Inilah resiko punya bokap yang konservatif, ini lah resiko punya bokap yang kolot. Pfft!

Ini udah kejadian yang kesekian kalinya. Dan bodohnya lagi, aku nangis, yak nangis, kaya anak kecil. Sangking keselnyaaaaaa . Sepele banget sih, tapi kesel banget juga sumpah. Aaaaarrrrrgggggghhhhhh!!!!!!

Emang sih, daddy knows best, liat sekarang hujan ga berhenti-berhenti. Sekarang yanga aku pikirin sih gimana adik-adik peserta kemah dan kakak-kakak yang ngurusin mereka di sana, dan jadi sedih lagi lah aku, ga ada kontribusi sama sekali. Temen aku, eka pake bilang “udah yu, tahun depan kalo kita ada waktu bakal ikut prata kok, tenang”. Tahun depan, tanggal seginian lagi heboh-hebohnya ujian blok kaleee  poor me, poor ayu.

distance - christina perri feat jason mraz

the sun is filling up the room,
and I can hear you dreaming,
do you feel the way I do, right now?

i wish we would just give up,
'cause the best part is falling.
calling anything but love

and I will make sure to keep my distance,
say I love you when you're not listening,
how long, can we keep this up, up, up?

please don't stand so close to me,
I'm having trouble breathing.
I'm afraid of what you'll see, right now.

I'll give you everything I am,
all my broken heartbeats.
untill I know you understand

and I will make sure to keep my distance,
say I love you when you're not listening,
how long, can we keep this up, up, up?

and I keep waiting
for you to take me
and you keep waiting
to save what we had

so I'll make sure to keep my distance
say I love you when you're not listening
How long, can we keep this up, up, up?

make sure to keep my distance
say I love you when you're not listening,
how long, 'till we call this love, love, love?


gila, udah lama gak nemu lagu yang "ngena" banget, sekalinya nemu yang beginian, sumpah bikin speechless :"

sempurna belum tentu baik


Hei heiiiiiiiiii, bapak-bapak, ibu-ibu, yuk masak yuuuuukkkkkk *salah fokus*

Again, aku ga tepat janji sama diri sendiri. Sekedar cerita, beberapa waktu yang lalu aku udah berkata dalam hati “aku bakal rajin nulis di blog walaupun tulisannya ga penting-penting banget, setidaknya produktif lah”, ternyata itu hanya omong kosong belaka teman-teman. Lihatlah blog yang malang ini, ckckckck, sampe temen SMA yang *ehem* yang baru jadi bloger udah nyinyirin aja “itu blog kamu apaann yu, postingan terakhir yang tiup-tiup debu itu doang” *ngerasa ketabok*. Ini siapa yang salah, gue? Mak gue? Anak sepupu dari tetangga gue *oke salah fokus lagi*

Well, aku mau klarifikasi deh kenapa blog ini (terlihat) tidak saya perdulikan sama sekali. Sebenernya tuh yaaaaa, aku udah punya seabrek ide tulisan yang mungkin bisa dibilang berkualitas, tapi lagi-lagi, ada satu sifat di diri aku yang bisa dikategorikan baik atau pun buruk, macem zat kimia ya, amfoter, bisa jadi sifatnya asam, bisa juga sifatnya berubah jadi basa. And do you know apakah sifat itu? Yap! Perfeksionis.

Aku orangnya cenderung perfeksionis dan lebih banyak teori ketimbang praktek, aku akuin itu. Kadang, sikap perfeksionis itu ngebawa aku ke kondisi yang bagus, misal aku ngelakuin sesuatu jadi total banget. Tapi kadang hal yang aku lakuin itu yang jadinya perfek itu bukan hal yang penting, tapi cenderung ke hal yang remeh-temeh, contoh : dandan, pilihan baju dan padu padannya dengan stuff lain yang nempel di badan, dan lain sebagainya.

Tapiiiii, di sisi lain, sikap perfeksionis ini cenderung menyeret aku ke lambah ketidak produktifan. Aku selalu memikiirkan step-step apa yang musti aku lakuin, hal apa aja yang harus aku gunain dalam melakukan hal itu, yaaa cenderung ke teori-teori doang. Contoh simpelnya gini, aku mau gak mau, suka gak suka harus ngumpulin laporan praktikum yang dikumpulkan satu minggu sekali. Dalam hal ini, teori yang aku punya itu ya maunya ngumpulin laporan serapi dan sesempurna mungkin. Jadi, aku itu udah punya bayangan mau dibawa kemana hubungan ini *mulai deh salah fokus lagi* maksudnya mau dibawa kemana laporan ini nantinya. Di otak aku udah terencana blue print laporan, dimana itu udah ada prinsip, metode, tinjauan pustaka, dan segala macam hal yang menyangkut dalam laporan ini termasuk lampiran dan kertas serta pulpen merek apa yang harus aku pake. Tapi itu cuma teori, sebatas teori. Kenyataannya? Nol besar.

Sekarang pertanyaannya, kenapa teori yang seharusnya jika dijalankan akan menghasilkan hal yang bagus malah cuma jadi sekedar teori kosong? Jawabannya simpel, aku malas memulai dan selalu mengulur-ulur waktu. Sehingga, pada akhirnya laporan yang aku buat standar, sekedar bikin dan ngumpul doang. Jauuuhhhh dari ekspektasi.

Dalam hubungannya dengan ketidakproduktifan aku dalam memposting di blog ini adalah aku cenderung gak mau postingin hal yang sembarangan, yang gak read-able, yang gak “briliant” kalo kata aldi. Jadi, ide aku itu udah aku bikin dalam tulisan, tapi selalu gak punya ending yang bagus, ngegantung, tanggung banget. Jadi malu-maluin buat diposting. Dan pada akhirnya berakhir di draft dalam laptop kesayangan ini *padahal laptop minjem* huftt

Kenapa postingan kali ini yang padahal gak briliant-briliant banget aku post juga akhirnya, ya karena aku ngerasa sikap yang sok sempurna itu gak baik. Lebih baik aku paksain nulis terus walupun ga bagus-bagus amat daripada aku gak menghasilkan apa pun. Kalo kata anak-anak gamers sih GG alias Gak Guna.
Sekian postingan yang lebih menjurus ke curhatan dari saya, bye *muah*